Minggu, 19 Januari 2014

Panti Asuhan Bina Siwi



PANTI ASUHAN BINA SIWI
Komplek Balaidesa Sendangsari Pajangan Bantul Yogyakarta 55751

Panti ini terletak di Komplek Balai desa Sendangsari Pajangan Bantul Yogyakarta. Berdirinya panti asuhan bina siwi pada tahun 1989 dan awalnya pendidikan, tahun 1993 SLB belum punya guru pembimbing, tahun 2000 sudah bekerja dengan pemerintah desa. Pada tahun 2009 memiliki pengelolaan yang berbeda dari sebelumnya, maka kretivitas bisa di operasikan dengan cara memeberikan bahasa lisan dan isyarat. Dengan kesabaran dalam membimbing, pembimbing berhasil memberi kecakapan anak dalam menanggapi data yang diberikan.
Anak-anak bina siwi berlatar belakang dari keluarga yang tidak mampu.Perjanjian dengan orang tua berbeda-beda, penanganannya melibatkan pendamping dan kesulitan yang di alami.
Permasalahan sosial dipanti asuhan ini terutama yang berhubungan dengan anak (bahwa si anak tidak bisa menerima kenyataan dirinya), namun si anak tersebut diberi bimbingan agar si anak dapat menerima dirinya, sehingga anak tersebut merasa termotivasi namun secara keseluruhan sama. Penanganan ABK sendiri terdiri dari PLB, agama, keterampilan. Lembaga ini bersifat swasta dalam bakat sendiri masing-masing anak di modifikasi, sehingga bisa diketahui bakat si anak dengan cara mengelompokkan sesuai bakat yang dimilikinya. Bentuk pembiayaan sendiri diberikan dana 1tahun 50.000/anak,pada hari raya di berikan bantuan berupa beras dan dana di peroleh melalui ospek kampus-kampus dengan cara mengikut sertakan anak-anak panti dalam pentasmenari,menyanyi, dan lain-lain. Sedangkan pelayanan makan, minum dan lain-lain berdasarkan sumbangan/donatur. Jumlah pengasuhnya ada 8 orang, jumlah anak 25 orang, dimana berlatar belakang satu sama lain berbeda-beda.
Panti asuhan bina siwi berkerjasama dengan pemerintah desa. Penyakit yang diderita antara lain: tunarungu, wicara, graita(daya fikir kurang), tunadaksa (keterbatasan gerak motorik).Pembiayaan untuk mencukupi kebutuhan dilakukan berbagai cara  yakni bekerjasama dengan pihak rumah sakit jika ada yang sakit.
Bentuk pembelajaran anak yang diterapkan:
1.      Mampu didik: bisa belajar, biasanya usia 14-15 tahun.
2.      Mampu latih: tunagraita, anak yang tidak mengikuti pendidikan secara akademik (iQ 25-50).
3.      Mampu rawat(idiot): hanya bisa di rawat, tidak bisa dilatih/dididik (iQ 0-25).
Kondisi panti  ini satu-satunya yang mengelola ABK secara mandiri(dikembangkan potensi meskipun keterbatasan).  Pengelolaan panti swasta secara pendanaan masih terbatas, mendapatkan subsidi dari pemerintah desa, upaya yang dilakukan dalam penambahan dana dilakukan berbagaimacam keterampilan misalnya: pembuatan telur asin, sovenir, batik, pembuatan kaos.
Kondisi Dipanti binasiwi ini ada berbagai bentuk penanganan berdasarkan IQ nya:
1.      IQ 50-75 mampu didik disekolahkan di SLB.
2.      IQ 25-50 mampu latih indesi/bian diri.
3.      IQ 0-25 mampu rawat atau idiot tidak disekolahkan misalkan untuk mandi, makan dan sebagainya masih perlu pendampingan dan komunikasi menggunakan bahasa isyarat.
Jadwal kegiatan yang sering dilakukan adalah disesuaikan dengan bakat anak, ada juga jadwal lain yang digerakkan untuk meningkatkan bakat anak.
v  Senin: mencatat, menulis, berhitung.
v  Rabu: kesenian.
v  Jum’at: agama.

Pengurus:
·         Kepala panti: Ibu Mugiati
·         Pengasuh: Ibu Jumilah, Pak Sugiman, Ibu Suwanti, Mbak Rini, Mbak Muslimah.